Kemudian hasil dari pemeriksaan Women’s Crisis Center Nurani Perempuan diduga adannya tindakan pemerkosaan terhadap Mahasiswi itu ketika dibawa oleh pria yang diduga dukun tersebut, terdapat ada tindakan paksaan yang dialaminya.
“Kami baru kemarin ketemu VR (panggilan), melihat kondisinya dalam kesakitan tentu belum bisa diajak ngobrol, Kami masih mendalami, situasi kondisi belum stabil,” ucap Direktur Women’s Crisis Center Nurani Perempuan, Rahmi Merry Yenti.
Merry menambahkan, dari cerita keluarga saat VR dimintai keterangan oleh penyidik dalam Berita Acara Perkara (BAP), mengakui adanya tindakan pemerkosaan dan pemaksaan.