1. Air mutlaq
Air mutlaq adalah air yang belum mengalami proses apapun. Air tersebut hukumnya suci dan sah untuk berwudu.
Jenis-jenis air mutlaq seperti air hujan, salju, embun, air laut, air zam-zam, air sumur, mata air, hingga air sungai.
2. Air mustakmal
Air mustakmal adalah air yang sudah digunakan untuk berwudu sebanyak sekali dan tidak diperbolehkan dipakai bersuci kembali.
Para ulama fikih memiliki definisi beragam mengenai air tersebut, namun secara garis besar sebagai berikut : Air yang menetes dari tubuh ketika seseorang berwudu atau mandi junub dan Air yang telah digunakan untuk bersuci, sementara airnya sedikit.
3. Air yang tercampur benda suci
Air jenis ini adalah air yang tercampur benda suci lalu berubah sifat asalnya. Sebagai contoh pada air teh, air kopi, hingga air sabun. Air jenis tersebut sifat zatnya suci, namun tidak sah digunakan berwudu.
4. Air mutanajjis
Air mutanajjis adalah air yang bercampur dengan barang (benda) najis. Air jenis tersebut memiliki 2 kemungkinan hukum : najis atau tetap suci. Penentuan hukum air mutanajjis disandarkan pada 3 indikator utama : rasa, warna, dan aroma.
Apabila air berubah rasa, warna, dan aroma, hukumnya menjadi najis. Begitupun sebaliknya, jika tidak beralih seperti 3 indikator tersebut, hukumnya tetap suci, menyucikan, dan boleh untuk wudu.
C. Ketentuan Berwudu dalam Islam.
Seyogianya ibadah lainnya, wudu memiliki ketentuan dalam pelaksanaannya. Ketentuan pelaksanaan ibadah bersuci tersebut dibagi 4 : syarat wudu, rukun wudu, sunah wudu, dan hal-hal yang membatalkannya.
Syarat-syarat Pelaksanaan Wudu Syarat wudu adalah segala hal yang harus dipenuhi seseorang, sebelum melaksanakan ibadah tersebut.
Berikut ini beberapa syarat pelaksanaan wudu bagi seseorang: