Mario Rosy: BPBD Pessel Perlu Aktifkan Kembali Keberadaan JJSB Pessel

Foto : Mario Rosy

LINTASREPUBLIK.COM – Menulis berita bencana bukan hanya soal data dan angka, tetapi tentang bagaimana kita menjaga martabat manusia di tengah duka, etika adalah aspek penting dalam praktik jurnalisme bencana.

Bahwa diketahui bersama Kabupaten Pesisir Selatan memiliki  geografis wilayah yang memanjang, memiliki 15 Kecamatan dan 182 Nagari, menjadikan salah satu Kabupaten di Sumatera Barat rawan bencana.

Bacaan Lainnya

Mario Rosy, Wartawan Harian Posmetro Padang, menegaskan (Wartawan Madya) seperti terjadi saat sekarang ini, ada beberapa kecamatan di Kabupaten itu terdampak banjir, longsor dan pergerseran tanah.

Disampaikan Mario, dalam jurnalisme bencana, seorang jurnalis tidak hanya bertugas menyajikan data, tetapi juga menjembatani empati antara masyarakat dan para warga terdampak bencana.

Menurutnya, jurnalis harus memahami prinsip dasar peliputan bencana dan mempelajari teknik wawancara yang tepat saat melakukan peliputan jurnalisme bencana seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, longsor, konflik sosial, wabah, hingga insiden bangunan ambruk.

“Berita bencana adalah laporan jurnalistik mengenai peristiwa alam maupun non-alam yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan, dan dampak sosial,” ujar Mario.

Selain itu, lanjut Mario, ketika masuk ke wilayah terdampak bencana, keselamatan jurnalis harus tetap menjadi prioritas utama. Jurnalis tidak diperkenankan meliput jika situasi tidak aman.

Maka, seorang jurnalis bencana juga harus memastikan setiap data terverifikasi sebelum dipublikasikan, serta menggunakan sumber resmi dan kredibel.   “Jurnalis bukan sekadar saksi, tetapi juga penyampai nilai kemanusiaan,” ucapnya.

“Kita sampaikan masukan dan saran pada Pemkab Pessel, melalui BPBD Pessel kembali mengaktifkan kembali Jaringan Jurnalis Siaga Bencana (JJSB), Kabupaten Pessel,” sampai Mario.

Lebih lanjut, keberadaan JJSB biss menjadi penjebatan menyampaikan data kebencanaan terjadi di wilayah, ke istansi terkait. Juga menjembatani empati antara masyarakat dan para warga terdampak bencana. (***)